P5

BERIMAN, BERTAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA DAN BERAKHLAK MULIA - BERKEBHINEKAAN GLOBAL - BERGOTONG ROYONG - MANDIRI - BERNALAR KRITIS - KREATIF

PEMBELAJARAN MENDALAM


Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan ( joyful) melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu.
 
Delapan Dimensi Profil Lulusan

1.   Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME

Individu yang memiliki keyakinan teguh akan keberadaan Tuhan serta menghayati nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

2.   Kewargaan

Individu yang memiliki rasa cinta tanah air, mentaati aturan dan norma sosial dalam kehidupan bermasyarakat, memiliki kepedulian, tanggungjawab sosial, serta berkomitmen untuk menyelesaikan masalah nyata yang terkait keberlanjutan manusia dan lingkungan.

3.   Penalaran Kritis

Individu yang mampu berpikir secara logis, analitis, dan reflektif dalam memahami, mengevaluasi, serta memproses informasi untuk menyelesaikan masalah.

4.   Kreativitas

Individu yang mampu berpikir secara inovatif, fleksibel, dan orisinal dalam mengolah ide atau informasi untuk menciptakan solusi yang unik dan bermanfaat.

5.   Kolaborasi

Individu yang mampu bekerja sama secara efektif dengan orang lain secara gotong royong untuk mencapai tujuan bersama melalui pembagian peran dan tanggung jawab.

6.   Kemandirian

Individu yang  mampu bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya sendiri dengan menunjukkan kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, dan menyelesaikan tugas secara tepat tanpa bergantung pada orang lain.

7.   Kesehatan

Individu yang memiliki fisik yang prima, bugar, sehat, dan mampu menjaga keseimbangan kesehatan mental dan fisik untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin (well-being).

8.   Komunikasi

Individu yang memiliki kemampuan komunikasi intrapribadi untuk melakukan refleksi dan antarpribadi untuk menyampaikan ide, gagasan, dan informasi baik lisan maupun tulisan serta berinteraksi secara efektif dalam berbagai situasi.

Tiga Prinsip Pembelajaran

1.   Berkesadaran

Pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan.

2.   Bermakna

Peserta didik dapat menerapkan pengetahuannya ke dalam situasi nyata. Proses belajar peserta didik tidak hanya sebatas memahami informasi/ penguasaan konten, namun berorientasi pada kemampuan mengaplikasi pengetahuan.

3.   Menggembirakan

Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar membantu peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan.

Tiga Pengalaman Belajar

1.   Memahami

Tahap awal peserta didik untuk aktif mengkonstruksi pengetahuan agar dapat memahami secara mendalam konsep atau materi dari berbagai sumber dan konteks. Pengetahuan pada fase ini terdiri dari pengetahuan esensial (foundational  knowledge), pengetahuan aplikatif (applied knowledge), dan pengetahuan nilai dan karakter (humanistic knowledge).

2.   Mengaplikasi

Pengalaman belajar yang menunjukan aktivitas peserta didik mengaplikasi pengetahuan dalam kehidupan secara kontekstual. Pengetahuan yang diperoleh oleh peserta didik melalui pendalaman pengetahuan (extending knowledge).

3.   Merefleksi

Proses di mana peserta didik mengevaluasi dan memaknai proses serhasil dari tindakan atau praktik nyata yang telah mereka lakukan. Tahap refleksi melibatkan regulasi diri (self regulationsebagai kemampuan individu untuk mengelola proses belajarnya secara mandiri, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap cara belajar mereka.

Empat Kerangka Pembelajaran

1.   Praktik Pedagogis

Strategi mengajar yang dipilih guru untuk mencapai tujuan belajar dalam mencapai dimensi profil lulusan. Untuk mewujudkan pembelajaran mendalam guru berfokus pada pengalaman belajar peserta didik yang autentik, mengutamakan praktik nyata, mendorong keterampilan berpikir tingkat tinggi dan kolaborasi.

2.   Lingkungan Pembelajaran

Lingkungan pembelajaran menekankan integrasi antara ruang fisik, ruang virtual, dan budaya belajar untuk mendukung pembelajaran mendalam. Ruang fisik dan virtual dirancang fleksibel sebagai tempat yang mendorong kolaborasi, refleksi, eksplorasi, dan berbagi ide, sehingga dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar peserta didik dengan optimal.

3.   Pemanfaatan Teknologi Digital

Pemanfaatan teknologi digital juga memegang peran penting sebagai katalisator untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan kontekstual. Tersedianya beragam sumber belajar menjadi peluang menciptakan pengetahuan bermakna pada peserta didik.

4.   Kemitraan Pembelajaran

Kemitraan pembelajaran (learning partnerships) membentuk hubungan yang dinamis antara guru, peserta didik, orang tua, komunitas, dan mitra profesional. Pendekatan ini memindahkan kontrol pembelajaran dari guru saja menjadi kolaborasi bersama.

Enam Tahapan Implementasi PM

1.     Sosialisasi PM kepada semua pemangku kepentingan.

2.     Identikasi dan pemenuhan kebutuhan sumber daya (Guru, Satuan

3.     Pendidikan, Sumber Belajar, Dinas Pendidikan, dll).

4.     Uji coba dalam lingkup terbatas.

5.     Evaluasi hasil dan perbaikan sistem.

6.     Penerapan PM secara luas.  

7.     Refleksi  dan tindak lanjut untuk perbaikan selanjutnya.

 

Tiga Belas Rekomendasi Strategis

1.       Penetapan PM sebagai fondasi utama dalam peningkatan proses dan mutu pembelajaran.

2.   Penerapan PM pada setiap jenjang pendidikan perlu didukung oleh lingkungan pembelajaran yang kondusif, kemitraan pembelajaran yang luas dan bermakna, dan pemanfaatan teknologi digital yang efektif.

3.       Perubahan Prol Pelajar Pancasila yang terdiri atas enam dimensi menjadi Prol Lulusan dengan delapan dimensi.

4.     Penyelarasan antarperaturan perundang-undangan terkait dengan standar  nasional pendidikan, kurikulum, buku teks pelajaran, proses pembelajaran, dan asesmen.

5.       Pengalokasian 10% dari jam pelajaran untuk PM interdisipliner.

6.       Penataan ulang materi esensial dalam Capaian Pembelajaran.

7.       Peningkatan kompetensi guru:

a.     Program pelatihan terintegrasi, pendampingan, atau pembimbingan tentang pendekatan PM.

b.  Mahasiswa calon guru diseleksi secara ketat dengan kriteria minat dan kecintaannya serta kemampuan akademik yang dilakukan secara nasional oleh LPTK yang menyelenggarakan PPGPerlu dibuat tes seleksi yang terstandar untuk mengukur kemampuan akademik.

c.    Penyelenggaraan program pendidikan profesi guru (PPG) untuk memberikan bekal pendidikan dan pelatihan PM.

d.     Menambahkan bimbingan konseling, pendidikan nilai, dan pola pikir bertumbuh (growth mindset) dalam muatan kurikulum PPG dan pelatihan guru lainnya.

e.     Revitalisasi fungsi guru inti (master teacher) di setiap klaster satuan pendidikan, yang memiliki tanggung jawab untuk pengembangan profesionalisme guru di wilayah yang menjadi tugasnya.

f.       Pemberdayaan komunitas belajar.

g.     Pengurangan beban mengajar.

8.   Penyiapan dan peningkatan kapasitas kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun budaya belajar dan budaya mutu.

9. Peningkatan kapasitas supervisi pengawas sekolah/penilik dalam proses pendampingan, pembinaan, dan pengembangan kompetensi guru.

10.   Penyusunan Buku Guru dan Buku Siswa.

11.   Pemanfaatan teknologi digital dalam implementasi PM di sekolah

12.   Pengembangan asesmen formatif dan sumatif dengan penekanan pada asesmen otentik dan holistik.

13.   Penyusunan panduan mekanisme dan prosedur monitoring dan evaluasi implementasi PM.

 

Sumber : Paparan Pembelajaran Mendalam. Puskurjar. Januari 2025

 


Tidak ada komentar:

PESONA NAN ARTISTIK

Dari tradisi sebuah inspirasi kami melangkah mengukir di atas pena sejarah untuk memberi kontribusi kepada sekolah tempat kami mengabdi.